Kamis, 21 April 2016

Memahami Fase Demam Berdarah (DBD)

Demam berdarah adalah merupakan penyakit yang begitu dekat dengan masyarakat karena marak terjadi dan kejadian demam berdarah meningkat saat musim penghujan, hal ini terkait dengan banyaknya populasi nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue. 

Ketika nyamuk menggigit, tidak serta merta kita langsung mengalami gejala, melainkan ada masa tunggu, yaitu masa inkubasi selama 4 – 7 hari. Gejala DBD yang sering muncul yaitu demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot) dan artralgia (nyeri sendi), serta ruam kulit yang mirip dengan campak. 

Biasanya, orang yang terinfeksi virus dengue ada yang tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) pada 80% kasus atau hanya memiliki gejala ringan seperti demam biasa. Pada kasus lain mengalami kondisi yang lebih parah (5%). 

Pada sebagian kecil dari kasus, seseorang bisa mengalami fase demam berdarah yang begitu kritis dan menjacam nyawa, termasuk perdarahan, trombositopenia (trombosit rendah) dan kebocoran plasma darah, bahkan sampai mengalami syok (dengue shock syndrome).


Fase Demam Berdarah (DBD)


Secara garis besar ada 3 fase gejala demam berdarah, yaitu Fase Demam, Fase Kritis, dan Fase Pemulihan. 

Fase Demam  

Gejala khas dari demam berdarah dengue (DBD) ataupun Demam Dengue (DD) adalah demam tiba-tiba, sakit kepala (biasanya terletak di belakang mata), nyeri otot dan nyeri sendi, serta ruam pada kulit. 

Pada fase ini seseorang mengalami demam tinggi, sering lebih dari 40° C, dan disertai dengan nyeri umum dan sakit kepala; ini biasanya berlangsung 2-7 hari. Terkadang juga disertai muntah. Ruam kulit sebanyak 50-80% terjadi pada demam hari pertama atau kedua berupa kulit yang memerah, atau bisa juga muncul pada demam hari 4-7, ruamnya mirip campak. 

Bintik-bintik perdarahan atau petechiae (baca: pteki) dapat muncul pada fase ini, juga bisa terjadi pendarahan ringan dari selaput lendir, mulut dan hidung. Demam pada DBD memiliki gambaran klasik yaitu biphasic; tinggi di awal, turun pada hari 3-4 dan bisa demam lagi pada hari ke 5-6, meskipun ada variasi yang berneda; artinya pola demam seperti ini tidak selalu muncul.

Fase Kritis 

Pada beberapa orang yang memiliki demam dengue atau demam bedarah dengue, bisa masuk ke fase kritis. Biasanya terjadi saat demam turun, yaitu pada demam hari ke 3-5. Selama fase ini bisa terjadi penumpukan cairan pada paru-paru (edema paru) dan penumpukan cairan pada rongga perut (ascites) terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma. 

Kondisi ini dapat menyebabkan hipovolemia (rendahnya volume darah pada pembuluh darah) dan shock (tensi turun drastis). Selama fase terjadi disfungsi organ dan perdarahan berat, biasanya berasal dari saluran pencernaan. Syok pada DBD (dengue shock syndrome) dan perdarahan (demam berdarah dengue) terjadi sekitar kurang dari 5% dari semua kasus demam dengue. Namun orang-orang yang sebelumnya pernah terinfeksi serotipe virus dengue lainnya (“infeksi sekunder”), ternyata mereka malah memiliki resiko yang lebih tinggi. Fase kritis terjadi relatif lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda.

Fase Pemulihan

Ketika seseorang berhasil melewati fase kritis, maka selanjutnya adalah tahap pemulihan dengan resorpsi cairan ke dalam aliran darah. Fase ini biasanya berlangsung dua sampai tiga hari. Pada tahap ini, seseorang terlihat lebih segar dan bugar, tapi beberapa ada yang mengalami parah gatal dan detak jantung rendah (bradikardia). Pada Fase pemulihan juga bisa muncul ruam yang lain, berupa bercak kemerahan dengan atau tanpa penojolan kulit, yang diikuti dengan pengelupasan ringan pada kulit.


Sumber: Mediskus.com

1 komentar:

  1. kita sebagai orang tua memang seharusnya mengetahui gejala demam berdarah

    BalasHapus